Wednesday, August 28, 2013

Jadi Bintang Futsal

Luka yang manis
Kemaren gue diajak sama temen temen buat maen Futsal, gue kaget karena ini nggak kaya biasanya. Sebenernya gue udah lama denger kalo temen temen gue sering maen Futsal tapi baru kali ini mereka ngajakin gue.. Mungkin mereka baru nyadar kalo soal mengolah si kulit plus daging bundar ( Baca: Tetek ) adalah spesialis gue.
Tadinya gue males tapi mereka maksa gue dan ahirnya gue luluh juga. Eh, bentar. Yang maksa, mereka apa gue ya.? Ah sudahlah... intinya gue ikut futsal bareng mereka.

Singkat cerita, gue dan temen temen gue udah nyampe di lokasi. Gue itung semua kepala temen temen gue dan jumlahnya ternyata hanya Sembilan Biji termasuk kepala gue.
Tim Kampung
"Kok cuma Sembilan orang.? maen Futsal kan satu Timnya Lima orang, kita masih kurang Satu orang lagi nih" Tanya gue
" Tenang, Bro.. lawan kita belum dateng" Jawab Slamet, temen gue yang paling ngotot ngajakin gue Futsal
"Oh, kita mau tanding lawan tim laen nih"
"Iya, makannya gue ngajakin lo" Jawab Slamet lagi yang disambung dengan anggukan temen temen yang laen. Oke, sampe sini gue ngerasa tersanjung karena gue dimasukkan dalam bagian tim inti.
Beberapa saat kemudian lawan kami dateng, mereka melambaikan tangan ke arah gue. Iya, kami ternyata saling mengenal dan yang gue tau mereka adalah tim solid juga dengan skill individu yang lumayan oke.


Gue sedikit gerogi dan yang membuat gue heran adalah kenapa temen temen gue ngajakin gue. Padahal lawan yang bakal mereka hadapi adalah lawan yang nggak bisa diremehkan. Mungkin bener dugaan gue sebelumnya, temen temen gue baru nyadar kalo gue lihai mengolah si kulit bundar. Jangan dibaca: Tetek.!!

Setelah pemanasan sebentar, pertandinganpun dimulai, gue jadi starter dan tentu saja gue main dengan semangat. Beberapa menit pertandingan berlangsung Tim gue udah tertinggal Empat gol. Kalah.
Di saat saat genting kayak gini gue baru inget, tadi sebelum pertandingan dimulai Slamet ngomong ke gue kalo Tim yang kalah dalam pertandingan ini harus bayarin semua ongkos sewa lapangan, dan itu artinya masing masing dari kami harus iuran dobel kalo kalah. Dengan Fakta itu, semangat gue makin menggebu gebu. Gue langsung ngelap keringet di wajah gue pake tangan sambil menatap tajam gawang lawan dan membiarkan butiran keringat gue berjatuhan begitu aja di lapangan. Kali ini gue merasa kadar kegantengan gue naik 70% dari biasanya. Samar samar dari luar lapangan gue denger temen temen gue teriak manggil nama gue bergantian, gue ngerasa seperti bintang lapangan yang menjadi Andalan satu satunya tatkala Tim gue sedang mengalami kekalahan.

Pertandingan terus berlanjut, Sorakan semangat dari temen temen gue yang terus manggil nama guepun tak berhenti. Layaknya Bintang dunia lapangan hijau, guepun cuek ketika banyak penonton yang mengelu elukan nama gue. Gue sama sekali nggak melirik mereka. Cool Abiss.!

Karena saking semangatnya dan karena gue nggak mau mengecewakan Supporter gue, guepun bermain dengan sangat bertenaga hingga ahirnya peluang emaspun gue dapatkan. Tapi malang, karena saking bertenaganya gue nendang, ahirnya gue jatoh tersungkur dan bola yang gue arahkan ke gawang ternyata malah Out atau terjadi tendangan ke dalam. Tapi anehnya, tendangan ke dalam itu terjadi bukan karena bola keluar lapangan melainkan karena bola membentur langit lagit lapangan. Tendangan yang dahsyat kan?

Setelah insiden itu gue merasa sakit di dengkul gue, temen temen di luar lapangan tetep manggil manggil gue dan ahirnya gue nengok. salah satu dari mereka melambaikan tangan, guepun nyamperin dia. setelah dekat, temen gue itu langsung narik gue keluar lapangan dan temen yang lain masuk. Gue diganti.

Dan Akupun Terlukahhhh..
 "Lo gimana sih, dari tadi dipanggilin nggak nengok.?" Kata temen gue ketus
"Emang ada apaan sih.?"
"Ya lo keluar lah. Ganti sama pemain yang laen" Jawab dia santai tanpa rasa berdosa sedikitpun
"Kan gue baru maen Sepuluh menit, masa diganti sih.?"
"Lo liat Skornya ngga?" Tanya dia serius
"Itu semua gara gara permainan Lo yang ancur.!" Lanjut doi lagi lagi tanpa rasa dosa. Lalu temen temen yang lain bersorak dan tepuk tangan karena Tim kami berhasil memperkecil kekalahan
"Ya kalian bego sih, udah tau mereka hebat hebat pake dilawan. Taroan lagi.!" Omel gue membela diri
"Itu dia. makanya kita ajakin lo." Jawab doi santai banget sambil tepuk tangan kecil
"Lah terus kenapa baru Sepuluh menit gue ditarik keluar.?"
"Jatah lo maen itu sebenernya cuma Lima menit. Kita ngajakin lo itu karena kita kekurangan orang dan kalo kalah, kita iurannya nggak begitu gede." Jawab doi berterus terang lalu berjingkrak sambil tepuk tangan karena tim kami mencetak gol lagi. Gue cuma bisa diem melongo menerima kenyataan.

Dalem hati sebenernya gue ngerasa dongkol banget tapi karena lagi lagi tim gue nyetak Gol dan nyetak lagi, lagi dan lagi ahirnya gue jadi ikut seneng. Ahirnya tim gue menang dan itu artinya gue nggak perlu ngeluarin duit buat bayar kekalahan tim gue. Justru malah Tim gue maen gratis karena perjanjian dari awal memang tim yang kalah yang bayarin sewa lapangannya. Horeeeee....

Dari kejadian ini gue tau satu Fakta, bahwa : Setelah gue keluar dan digantikan oleh pemain lain ahirnya Tim gue jadi menang bahkan bisa dibilang telak.
TIM GUE  16 : 10  TIM LAWAN.

Ini Piala gue malem itu...

Monday, July 22, 2013

AKU INGIN TERUS MENULIS



Waktu gue SD gue pernah melihat abang gue melukis dengan spidol di lemari pakainnya. Dia melukis seekor burung garuda yang sedang mencengkram bola dunia. Gue sangat menyukai gambar itu dan selalu melihatinya setiap pagi ketika gue bangun tidur. Waktu itu gue sama sekali nggak tau apa arti dari lukisan itu, dan baru sekarang gue mulai menerjemahkan apa arti dari gambar itu. Menurut pengamatan gue gambar itu menceritakan sebuah semangat yang luar biasa dari seekor burung yang sangat kecil bila dibandingkan dengan dunia. tapi dengan kemauan keras dan semangat membara yang terpancar dari sorot matanya, ia berhasil mencengkramnya dan menguasai dunia.

Ya.. hanya bermodalkan kemauan keras, semangat dan Action kita bisa mendapatkan sesuatu yang kita impikan. Setidaknya itu yang bisa gue tangkap dari lukisan kuno yang hampir luntur dimakan waktu.

Setiap hari gue selalu siap dengan pensil dan buku gambar gue untuk menyontek lukisan itu tapi gue gagal dan gambar guelebih mirip sama anak ayam yang sedang duduk manis di telur Dino saurus. Sejak saat itu gue bercita cita ingin menjadi pelukis dan setiap hari gue terus berlatih menggambar, mulai dari menggambar orang yang lagi berak di atas genteng sampai menggambar mobil truk besar yang sedang mengangkut pupuk kandang di areal sirkuit Moto GP lengkap dengan Valentino rossi yang ngebut di samping Truk itu. Tapi semua gambar gue GAGAL MAMPUS.!!

Setelah merasa gue tak punya bakat menggambar, gue putus asa dan mencari cita cita lain yang lebih keren, sehari semalam gue bertapa di kamar buat mencari cita cita yang pas buat gue. Akhirnya, gue memilih bercita cita untuk menjadi seorang wartawan. Ya.. gue melihat wartawan itu keren bisa ngobrol langsung sama artis artis terkenal dan pada waktu itu gue sangat mengidolakan artis berantem Willy Dozan. Setiap hari gue berlatih merangkai kata mewawancarai Willy Dozan. Berikut beberapa pertanyaan dan prediksi jawaban dari Willy Dozan yang masih gue inget.:

Gue: “Om willy berani nggak berantem sama Beri Prima.?”

Jawab: “Uhmmmmm berani nggak ya.. kayaknya ngga berani deh”

Gue: “Kalo berantemnya sama apen bangun berani nggak”

Jawab: “Kalo itu Om berani, tapi apen bangunnya Om keroyok sama Beri Prima”

Gue: “Kok beraninya keroyokan, Om?”

Jawab: “Biarin dong, suka suka om.. Emangnya cuma supporter Bola aja yang beraninya keroyokan”.

Gue: “Keroyokan itu apa sih Om?”

Jawab: %&*#@_-+&*%#+===..?/

Setelah beberapa lama kemudian impian gue untuk menjadi wartawanpun hilang dengan sendirinya. Sampe gue beranjak dewasa gue hidup tanpa cita cita (Miris banget).. sampe akhirnya gue menemukan sesuatu yang membuat hidup gue berubah. Gue jadi sering menulis puisi dan kata kata indah tentang Cinta. Sesuatu itu adalah “Pertemuan gue dengan seseorang”. Ya… seperti manusia normal yang lainnya, gue juga pernah jatuh cinta. Sebenernya waktu kejadiaan ini gue juga udah pernah berpacaran dengan gadis gadis lain tapi semuanya hanya seakan lewat dan numpang mencoretkan namanya dalam sejarah kisah cinta gue.

Sejak pertemuan gue dengannya hidup gue berubah menjadi lebih manis walopun akhirnya pait tak terelakkan juga. Gadis itu pergi untuk selama lamanya di pangkuan gue. Dia ke surga dengan membawa cinta yang tak terlukiskan.

Setelah kepergiannya gue jadi sering menulis puisi tentangnya. Puisi indah tentang Cinta yang pantas dibawa ke surga. Dari kegemaran gue menulis puisi akhirnya gue juga merambah mencoba menulis cerpen dan skenario untuk film pendek karena kebetulan gue juga punya Komunitas kecil yang menjurus pada pembuatan film pendek. Dan sejak saat itu gue bercita cita ingin terus menulis. Menulis apa saja yang ingin gue tulis..

“Aku Hanya Ingin Menulis”.

Sunday, June 2, 2013

Balap Liar kampung

Kemaren abis magrib gue tiduran sambil iseng ngupil ngupil manja di kamar, beberapa saat kemudian gue denger suara mirip mesin jigsaw (Mesin penebang pohon) kenceng banget dari jalan depan kamar gue, gue cuek aja karena gue tau suara barusan adalah suara knalpot motor, si Slamet temen gue yang gagal dimodip. Lima menit kemudian gue dapet sms dari Slamet yang isinya ngajakin gue nongkrong. Ternyata bener dugaan gue, tuh anak mau nongkrong sama temen temen yang lain. Udah gue duga, emang kebiasaan Slamet tuh kalo abis magrib bakal nongkrong di warung kopi langganan dia dan gue ngutang.



Kalo motor Dragnya Slamet jauh lebih jelek dari ini.



Nggak lama kemudian guepun bergegas dengan semangat karena tumben banget Slamet ngajakin gue nongkrong. Dari logat bicaranya di sms barusan, sepertinya Slamet abis gajian dan gue berharap kali ini Slamet mau mentraktir gue. Setelah keluar rumah dan jalan beberapa meter, gue kaget karena nggak biasa biasanya anak anak udah pada ngumpul di perempatan kampung gue lengkap dengan motornya masing masing. Biasanya kalo diajakin nongkrong tuh susahnya minta ampun, mereka pada milih nonton sinetron daripada ngumpul bareng. Dan yang bikin gue heran adalah mereka udah nyiapin bahan bahan untuk membuat api unggun banyak banget. Biasanya nggak kayak gini. Dengan hati penuh tanda tanya gue berusaha memasang raut muka biasa saja seolah nggak ada sesuatu yang beda. Api unggun udah dibuat, Kita ngobrol sana sini, ketawa bareng, ngeledekin temen yang culun, ngupil berjamaah, dan berak di got sama sama. Malampun terus berlanjut..

Setelah capek ketawa tawa, tiba tiba si Slamet berkoar
“Woy, Yuk sekarang” Kata Slamet sambil naik ke motor Dragnya.
“Ayook.!” Bales Juki, temen gue yang lain dengan semangat lalu menghampiri motornya yag diparkir deket motor Slamet. Mereka seperti sudah terkomando, mereka menstater motornya lalu menuju jalan yang agak gelap. Slamet dan Juki berdampingan dengan muka apa adanya (Emang muka kayak gitu yang mereka punya). Sayup sayup gue denger suara Slamet menghitung “SATU, DUA, TIGA.!” Dan setelah itu, motor mereka melaju kenceng banget, temen temen yang lain juga bersorak mirip anak anak TK ngeliat Miyabi netek-in anak kambing. Gue cuma bisa melongo ngga tau harus ngapain. Untuk beberapa saat gue merasa Mata gue ngga bisa berdetak (Ya Iyalah.!) maksudnya mata gue ngga bisa kedip karena gue takut jangan jangan diantara mereka ada yang jatoh. Apalagi ketika mereka berdua hilang ditelan kegelapan, yang bisa mengisyaratkan mereka masih idup hanya suara motor mereka yang terdengar dipaksakan banget sampe bunyinya serak serak ngga karuan.
Ilustrasi
Beberapa saat kemudian mereka dateng lagi dengan kecepatan maksimal yang mereka punya. Gue ngga perduli siapa yang menang, yang gue liat sih Slamet Finish Belakangan terpaut sekitar Tujuh detik dari Juki gue cuma ngerasa lega karena mereka berdua nggak kenapa napa.
Slamet dan juki turun dari motornya, mereka keliatan puas banget udah melampiaskan hasrat mereka. Mereka juga keliatannya ngga perduli siapa pemenangnya, keduanya tersenyum lega, Tapi senyum Slamet keliatan lebih kecut Haaaaha...
“Ayo jum, giliran raimu.!” Tantang Juki ke Jujum yang dari tadi cuma tereak tereak sambil goyang patah patah.
“Ah, moh motorku anu..” Jawab Jujum beralasan yang kemudian disusul sorakan dari temen temen yang lain. Gue ngeliat ada yang mendorong dorong badan Jujum menuju ke motornya. Ahirnya Jujum mau juga dan langsung naek ke motornya, seketika wajah Jujum berubah jadi sangar seolah siap membantai siapa saja yang menantangnya.
Jujum dan Juki menuju Garis Start. Sayup sayup suara Juki menghitung dan Bruuuuuuuum.... motor mereka berdua melaju dengan beringasnya. Suara riuh dari temen temen yang lain mulai terdengar ditambah suara cempreng motor Juki yang mirip suara siksa kubur membuat gue merasa sedang berada di tempat asing. Setelah Jujum dan Juki ditelan kegelapan tiba tiba Suyatno, temen kami kabur dengan paniknya. Guepun jadi gugup celingak celinguk ngga tau apa yang gue cari, gue cuma khawatir aja semua warga pada keluar bawa pentungan karena mereka ngerasa terganggu dengan suara motor motor liar yang bikin kuping sakit . Secara balap motor ini dilakuin di jalan kampung dan gue dari tadi baru nyadar kalo kegiatan ini merusak dan mengusik ketentraman Masyarakat umum.
Gue jadi makin panik ketika salah satu jendela rumah warga dibuka sama pemiliknya. Gue liatin Satu persatu rumah di sekitar situ dan ternyata banyak juga warga yang mengintip lewat jendela. Dari kejauhan gue liat lampu motor Juki dan Jujum. Mereka sedang menuju garis Finish tapi dari arah berlawanan ada motor yang mau lewat, gue sempet panik tapi anak anak yang lain langsung nyetop pengendara yang ngga tau apa apa itu. Mereka mnejelaskan dengan singkat dan sang pengendara yang ngga tau apa apa itupun mengerti dan rela perjalanannya terganggu sampe Juki dan Jujum mencapai garis Finish.
Jujum Finish lebih dulu sekitar Dua detik lebih cepat dari Juki. Mereka lalu memarkir motor kebanggan mereka ke tempat semula dan menghampiri kami yang dari tadi cuma jadi penonton yang berisik. Mereka berdua disambut temen temen gue yang lain dengan suka cita, bahkan ada juga yang meluk dan mencipok gue segala. (Lah.? Yang balapan emang siapa?)
Ilustrasi doang..
Suasana jadi tambah berisik dan gue ngerasa jadi ada yang aneh, gue ngerasa ada yang sedang merhatiin kami, gue jadi punya feeling kalo kami bakal digrebek sama warga dan digantung satu persatu lalu mayatnya dibuang ke Jamban. (Ya Ampun Lebay banget.!)
Ahirnya berlahan tapi pasti, gue bisa kabur diam diam. Tapi sialnya, gue malah kabur ke tempat yang salah. Gue kaget setengah mati pas gue nyadar udah berdiri di depan Warung Kopi tempat biasa kami nongkrong dan Ngutang. Dengan sigap gue langsung balik badan sebelum yang punya warung ngeliat. Mau nggak mau gue harus balik lagi ke tempat anak anak pada nongkrong. Pas gue sampe situ gue ngeliat sesosok manusia yang sepertinya gue kenal, orang itu adalah jawara balap dari RT sebelah,

“Gila, berarti suara balapan tadi kenceng banget sampe ngebangunin orang orang waras dari Rt sebelah”

Gumam gue dalem ati gue liat dia lagi ngobrol sama anak anak. karena penasaran guepun bergegas menghampiri mereka. Tapi pas gue baru nyampe dan duduk, doi malah cabut sama motor modifikasinya yang menurutnya keren.
“Dia ngapain ke sini?” Tanya gue ke Slamet yang lagi ngerokok depan api unggun
“Nantangin Balapan tuh” Jawab Slamet cuek
“Terus, siapa yang mau balapan sama dia?”
“Ngga ada yang mau”
“Ngga ada yang berani maksudnya?” Tanya gue menyelidiki
“Bukannya gue nggak berani, tapi gue nggak mau kalo harus balapan buat adu gengsi” Jawab Jujum tiba tiba
“Iya, Bro.. Lagian dia mah udah kelas atas. Kalo balapan pasti mintanya taroan” Timpal Slamet yang masih ngerokok
“Kita kan tadi balapan cuma buat iseng aja. Bukan buat adu gengsi” Tambah Juki kemudian
"Halah, Kopet. Bilang aja takut, ngga usah banyak alesan lo.!" Cibir gue sambil ngeliatin muka mereka Satu persatu
"He hehehehe he hehehe" Jawab mereka serentak entah apa maksudnya.

Oke lah.. sebenernya gue ngerasa lega juga karena temen temen gue nolak diajakin balapan sama jawara RT sebelah. Balapan yang tadi aja udah cukup bikin gue panik apalagi ditambah kalo balapan beneran, mungkin gue bakal berak di celana dan pingsan karena ngga kuat nahan Adrenalin.

Dari kejadian ini gue bisa ngambil Satu pelajaran penting yaitu:
 Balapan itu ternyata bikin tegang penontonnya. (Dari dulu juga gitu yak.?)

Apalagi kalo diwarnai inseden kecelakaan jatoh dari motor, pasti gue bisa dapet pelajaran penting lainnya yaitu :
Bahwa hukum Gravitasi bumi itu masih berlaku. (Wew.!!)

Saturday, May 4, 2013

*SEPARUH AKU..

Seminggu ini gue bisa dibilang sibuk mempersiapkan diri untuk selangkah lebih maju dalam riwayat pendidikan formal gue. Masuk kuliah... itulah cita cita jangka pendek gue yang udah gue pendam dari beberapa tahun yang lalu.
Sebenernya gue tau masuk kuliah itu ngga segampang dan ngga semeriah yang gue bayangkan sebelumnya. Gue harus siap dengan segala prosedur biadab sebelum jadi mahasiswa, belum lagi kalo udah jadi mahasiswa, gue juga harus siap dengan jadwal yang mengikat gue nantinya.
Tapi sebagai calon mahasiswa yang budiman, gue udah mempersiapkan diri, gue udah siap dan bertekad penuh untuk menjalankan semua tetek bengek prosudur yang berlaku. Dari mulai test penerimaan mahasiswa baru sampe siapin batin buat nerima kenyataan kalo nantinya gue bakal ngga keterima jadi penghuni kampus.

Bangku pesakitan gue..

Dengan lancar gue lewatin semua materi ujian test yang disuguhkan.. Lancar membuat mata gue berkunang-kunang maksudnya....
Setelah gue pura pura berpikir keras padahal asal ngisinya.. ternyata gue sukses juga keluar ruangan test tepat waktu. gue ngerasa lega udah berhasil ngelewatin itu walopun gue harus nanggung resiko bakal ditolak dari kampus karena gue sama sekali ngga paham dengan soal soal test yang ada. gue pusing harus nginget nginget lagi pelajaran jaman dulu bahkan ada juga soal soal test yang belum pernah gue denger sebelumnya. tapi karena gue udah memakai sempak keberuntungan siap, gue percaya diri aja ngisi semua soal dengan bantuan kancing kemeja sedikit usaha dan berpikir sekeras kerasnya. Horeeeeee....

Pas gue keluar dari pintu ruangan test tiba tiba ada yang nepok pundak gue

"Makasih ya, Bro.." Sahut seseorang yang lalu berdiri di depan gue
"Hah? Makasih?" Gue bingung
"Iya, tadi lo nyelametin gue. tadi gue nyontek jawaban lo" Jawab cowok itu sambil nyengir kuda
"Yakin lo nyontek gue?" Bisik gue dalem ati nggak percaya
"Makasih karena lo ngga nutupin lembar jawaban lo" Lanjut cowok dengan senyum kuda itu
"Oh iya, sama sama" Jawab gue kemudian disusul dengan senyum 'Mampus Lo' dari gue.

Nggak tau kenapa setelah obrolan singkat itu gue jadi ngerasa tambah lega,.. Eh, bukan... bukan karena dia saudara kembar gue yang kebetulan ketemu di kampus setelah Dua Puluh tahun tertukar. Tapi mungkin karena gue ngerasa bakal ada temennya kalo nanti gue ngga lulus test.

Beberapa Hari kemudian....

Ini dia nih... hari yang paling ditunggu tunggu, Hari pengumuman..
Sebagai cowok pembenci sinetron, gue gerogi dan tegang nunggu hasil test gue. Emang sih ngga ada hubungannya Sinetron sama Test, tapi beneran kok gue gerogi dan tegang nunggu hasilnya.
Setelah gue dapet daftar pengumuman nama nama yang diterima masuk kuliah, gue dengan pelan nyari nama gue di daftar itu. udah bolak balik gue cari nama gue ternyata ngga ketemu. Gue coba sekali lagi nyari nama gue dengan lebih teliti dan ternyata.... Ya ampuuuuuuuuuuun..!

Nama gue nyempil dengan indahnya....

Udahan dulu deh Bacotan gue kali ini....
"Terus apa hubungannya sama Judul postingan ini?"
Oh iya... hampir aja lupa. maksudnya itu sekarang gue udah separo jadi Mahasiswa. Soalnya gue belum bayar Uang gedung dan administrasi lainya.
"Aduh pusing..".


Monday, April 22, 2013

KUTUKAN DUIT KERAMAT



Sebel gue kalo dipoto. Ngga bisa jelek. Sebel....
Sebelumnya kenalin dulu nih temen temen gue. yang di sebelah kiri gue itu namanya Rojak, Tokoh paling berpengaruh dalam kejadian ini. sedangkan yang ada di sebelah kanan gue itu namanya Muhis, Tokoh yang ngga ada andilnya sama sekali dalam cerita ini. makanya ngga usah ditanya kenapa dia dicoret merah.
Langsung disimak aja ya cerita misteri ini,..






Semua berawal ketika gue sama Rojak ngeliatin orang jualan bajing. Tau bajing kan? Bajing itu tupai.
Dari pertama ngeliat tingkah bajing yang lincah banget, gue ngiler pengen melihara bajing. Gue yakin Rojak juga ngiler ngeliat tuh bajing, tapi dia kayaknya ngiler karena dia mengira kalo daging bajing itu enak kalo di bakar.
Gue berhayal kalo misalnya gue berhasil membesarkan anak bajing, gue bakal keliatan keren banget karena ke mana mana gue bakal bawa tuh bajing. Bajing itu bakal gue taro di pundak gue dan gue berjalan dengan tatapan mata tajem menyusuri jalanan di tengah mall. Gue bakal diliatin banyak cewek cewek cakep, cool banget pasti.
Di sisi lain, Rojak juga pasti lagi berhayal kalo dia bakal kenyang dengan makan dua anak bajing yang dia bakar di atas lilin.

Lama juga gue dan Rojak ngeliatin bajing sambil nanya nanya ke abang penjualnya. Dari panjang lebar penjelasan yang gue denger kayaknya gue masih ada yang kurang untuk memelihara bajing, kurang dana maksudnya, ahirnya gue memutuskan buat pikir pikir dulu melihara bajingnya.
Tiba tiba gue ngerasa haus setelah dengerin abang penjual bajing menjelaskan tentang memelihara bajing. Walaupun sebenernya tuh abang lebih banyak ngobrol sama bajingnya daripada sama gue and Rojak. Gue ngelirik Rojak kayaknya dia juga haus banget, itu bisa dilihat dari tingkah dia yang mulai garuk garuk titit.
*Ini emang ngga nyambung.

Daripada ngeliatin orang ngobrol sama tupai, tapi tenggorokan kita kering kerontang tak berdaya, ahirnya gue sama Rojak pergi dan langsung nyari minuman. Dan emang dasarnya kita berdua adalah mahluk beriman, Tuhan memudahkan semua urusan kita dan menolong kita di saat kesusahan. Baru melangkah beberapa meter langsung deh terlihat banyak kedai yang jualan segala macem jus. Gue ngerasa tuhan telah menolong gue, tuhan telah menyuruh malaikatnya menyamar menjadi tukang jualan jus buah di sekitar gue dan Rojak pas gue dan Rojak lagi kehausan. Ini ajaib banget.! Gue merasa bersyukur dan pengen banget langsung sujud sukur tapi keburu dicegah sama Rojak

“Woy, mau ngapain lu?” Teriak Rojak waktu gue udah nekuk kedua lutut gue
“Mau sujud sukur” Jawab gue tanpa dosa
“Sujud sukur? Di sini? Ngga malu diliatin orang sepasar?” Tanya Rojak kebingungan
“Pasar? Ini kita lagi di pasar ya?”
“Menurut ngana?!”
“Oh.. Pantesan banyak orang jualan di sini” Gumam gue dalem ati.

Tanpa pikir panjang lagi, gue dan Rojak langsung pesen jus buah kesukan kita masing masing.
Sambil minum jus buah di bawah pohon, gue sama Rojak ahirnya ngga haus lagi.  
*Ya iya lah
Setelah puas menyiram tenggorokan, gue dan Rojak sepakat nggak mau ngeliat bajing lagi. Karena itu hanya akan membuat kita berdua mupeng. Pengen melihara tapi lagi ngga ada dana.
Baru beberapa langkah gue dan Rojak meninggalkan kedai jus yang pelayannya agak cantik tapi ngga boleh dibawa pulang, tiba tiba gue ngeliat sesuatu yang menggairahkan. Gue ngucek mata gue berkali kali buat mastiin apa yang gue liat. Tanpa pikir panjang lagi langsung gue samber tuh penampakan.
Gue nemu duit. Lumayan lah jumlahnya...

Tadinya nggak mau gue ambil tuh duit, tapi kalo gue tinggal juga bakal mubajir soalnya agak jauh dari kita berdua ada pengemis yang lagi jalan menuju tempat tergelataknya tuh benda keramat. Gue pikir daripada mubajir tuh duit ntar ditemuin sama pengemis mending gue ambil aja deh.
Setelah gue ambil, langsung gue kasih tau Rojak yang langsung menyambutnya dengan suka cita. Gue ngeliat mata Rojak berbinar agak berkaca kaca dan dari kejauhan terdengar lagu Yolanda, Kangen Band.  
*Ini ngga pas banget, Sumpah.!!
Gue dan Rojak langsung bertatapan, sambil tersenyum kita bebarengan teriak “Beli Bajing.!”

Bersambung...
Eh, mending TAMAT deng.....

Sunday, April 14, 2013

Apa Arti Sahabat.?





Ketika gue lagi seneng, Sahabat adalah yang paling gue inget
Ketika gue lagi susah, sahabat juga yang bisa bikin gue seneng.
Kalimat itu mungkin keliatan seperti kalimat biasa yang sering kita denger, tapi apa arti dari kalimat itu kalo tanpa Sahabat.? Nggak ada.

Gue ngerasa aneh sama orang yang masih merasa tersinggung karena becandaan temennya, sementara di belahan bumi yang lain, sahabat rela berkorban demi kebahagiaan bersama.
Gue juga ngerasa aneh sama sahabat yang suka nusuk temennya dari belakang sementara di tempat lain banyak orang yang susah nyari seorang sahabat sampe dia mati kesepian tanpa sahabat.

Kalo seandainya ada temen yang nyela kekurangan kita dalam koridor bercandaan, itu berarti temen kita itu udah nganggep kita sahabat deket. Nggak mungkin kan kalo misalnya kita belum akrab atau baru kenal sama orang terus secara ujug ujug kita langsung nyela kalo hidungnya pesek, Nggak mungkin kan.?
Kalo seandainya kita nggak mau dicela sama temen temen kita, terus memangnya kita maunya apa? Dipuji terus menerus? Berbasa basi sepanjang waktu.?

Tapi tersinggung adalah sebuah rasa yang manusiawi. Wajar sekali kalo kita tersinggung.
Tapi apakah wajar kalo temen kita bercanda dengan ngatain kita pesek terus mereka menertawakannya.?
Tapi apakah wajar kalo temen kita bercanda dengan ngatain kita pendek terus mereka menertawakannya.?
Jawabannya : SANGAT WAJAR SEKALI. Karena mereka adalah SAHABAT.
Kalo bukan mereka yang ngata ngatain lo? Siapa lagi?
kalo bukan mereka yang bercandain kekurangan lo? Siapa lagi?
kalo bukan mereka yang mencela lo? Siapa lagi?
Lo lebih memilih nggak ada yang mencela dan menertawakan hidup lo.? bahkan oleh sahabat sekalipun.? Sempurna banget ya hidup lo.?

Lo nggak tahan diketawain terus.?
Lo nggak tahan karena terus dibully oleh mereka?
Harusnya lo cari tau dulu kenapa mereka menertawakan dan membully lo. Apakah mereka melakukan itu demi mencari keuntungan sepihak? Nggak kan?

Lalu lo coba inget inget
Apakah mereka nggak pernah minta pendapat sama lo.?
Apakah mereka nggak pernah dengerin lo ngomong serius?
Apakah mereka nggak pernah menghargai pendapat lo?
Apakah mereka nggak pernah mengapresiasi kelebihan lo?
Apakah mereka nggak pernah nyariin lo buat diajak seru seruan?
Kalo jawabannya “NGGAK PERNAH” berarti emang mereka ngga pantes lo anggap SAHABAT.

Monday, March 18, 2013

Sebut Saja Ini Menunggu

Menunggu bagi kebanyakan orang adalah sesuatu yang sangat menyakitkan tapi menurut gue menunggu nggak semuanya jahanam. Karena dengan menunggu kita bisa lebih siap dengan apa apa yang bakal kita hadapi nantinya.
Ketika menunggu, sebenernya banyak banget yang bisa kita lakuin dan kita persiapkan.

Menunggu menurut gue adalah kata misterius yang identik dengan kepercayaan.
Bagaimana mungkin kita mau menunggu kalo kita tau apa yang kita tunggu nggak akan pernah ada.
Menunggu juga banyak membuang waktu kalo kita menunggu hanya dengan ongkang ongkang kaki sambil ngupil.

Menunggu adalah pembunuh kalo kita nggak tau apa yang kita tunggu.

Kenapa harus menunggu.?   

“Note ini gue khususkan buat gue”


***

Tuesday, January 29, 2013

PULSA Gratisan yang NYIKSA


Gue lari terkencing kencing dengan Satu tujuan Satu misi dan Satu visi yaitu E'EK. Iya gue mau ke WC umum karena kebetulan hari ini gue nggak di rumah. Sebelum pergi, tadi pagi gue sarapan gado  gado dengan cabe Enam Belas biji dan Dua Mercon banting. Dan apa yang gue rasakan kali ini adalah sesuatu yang sering banget gue alamin dulu waktu jalan bareng sama cewek gue. Mencret. “jijik, Bego.!”
Begitu nyampe di WC umum gue kaget dan hampir aja gue kepicirit gara gara gue ngeliat antrian yang panjang banget. Kalo aja waktu itu ada orang lagi njemur kasur bantal di samping gue, pasti gue bakal milih pingsan di situ. Gimana enggak kaget, wong sebelum gue ngerasa perut gue sakit, gue liat tuh WC umum sepi banget sampe sampe kentut si penjaga WC aja kedengeran dari jarak Dua Puluh Meter.. “Pssssssssssssss” Begitulah bunyinya.
Pose wajib penggemar Didi Kempot kalo lagi nahan mencret.


Cerita di atas adalah salah satu kejadian yang menurut gue nggak adil. Kalian juga pasti pernah ngerasain ketidak adilan dalam hidup kan? . sebenernya kejadian kayak gitu bukanlah menunjukkan bahwa hidup itu aneh tapi kejadian semacam itu hanyalah rintangan kecil untuk menguji kesabaran kita. Contoh lain Ketidak adilan yang paling sering  gue alamin adalah:

PULSA *Gratisan*
Waktu pulsa gue lagi banyak banyaknya kenapa semua orang yang gue SMSin ngga pada bales dan kalo gue telepon juga mereka lagi pada sibuk semua bahkan gadis bersuara lembut *Iya iya Operator* yang gue telpon buat dirayu rayu juga sibuk.?  Kenapa?
Terus pas gue lagi ngga ada pulsa kenapa temen temen gue pada SMS dan gue cuma garuk garuk pantat karena ngga bisa bales sms mereka? Kenapa?


Suatu hari pas gue lagi ada pulsa, dan gue adalah jenis orang yang paling sebel kalo hape gue ada banyak pulsa, bawaanya pengen nelpon ke semua kontak gue dan yang paling pertama gue telpon biasanya Rojak temen gembel gue.
“Hai, Bro udah bangun belum? Ngobrol yuk. Gue lagi banyak pulsa nih” Kata gue semangat
“Hmmm... ah.. halah lo paling nelpon gue kalo ada gratisan” Jawab Rojak sambil mendesah
“Hih, bego mau gratisan mau enggak yang penting gue bisa nelpon lo. Ngobrol yuk”
“Aduh gue sibuk nih.. lagi di kamar mandi”
“Lo ngapain bawa bawa hape ke kamar mandi?” gue penasaran dong
“Huh huh.. ahhhhhh.” Jawab dia dengan suara yang bikin gue makin curiga kemudian hening
“Udah ya, udah keluar nih mau junub dulu” Jawab dia dengan entengnya. Sekarang gue jadi tau kenapa Rojak bawa bawa hape ke kamar mandi. Dia pasti mencabuli hapenya sendiri. #Memang menyedihkan.
Karena Rojak sedang sibuk akhirnya gue cari korban lain buat sekedar menghabiskan pulsa di hape gue *Iya, mksud gue gratisan nelpon* akhirnya gue coba nelpon *Iya iya gratisan* Operator kartu hape gue
“Kol senter selamat siang, dengan Yosi di sini bisa saya bantu?” Sambut suara seksi di seberang sana
“Iya, Beb saya mau nanya nanya. Boleh nggak?”
“Silahkan, ada keluhan apa, bapak?” Jawab tuh cewek lembut banget
“Jangan panggil aku bapak dong, Beb” Sanggah gue mulai Horny
“Maaf, sebenernya apa yang bisa saya bantu?”
“Emmm anu, Beb.. kenapa ya kalo pagi pagi pas bangun tidur anu saya suka bangun duluan daripada saya, kenapa ya Beb?”
“Maaf, saya tidak mengerti dengan maksud pertanyaan anda”
“Gini lho, Beb Yosi..” Jawab gue mau ngejelasin lebih rinci lagi tapi keburu dipotong sama Operatornya
“Maaf kami sedang sibuk. Terimakasih telah menghubungi kami” kemudian terdengat suara kereta lewat “Tut tut tut....” Dan itu artinya cewek cantik diseberang sana telah membanting teleponnya sambil kayang. Gue ngga patah semangat,  langsung gue telepon lagi dan beruntungnya lagsung nyambung. Terdengar suara gagang telepon diangakat.
“Halo Mbak Yosi..” Gue muali centil
“Kol senter selamat siang, dengan Yanto di sini bisa saya bantu?”
“Hah.?! Yanto.?” Gue kaget
“Iya saya di sini siap membantu keluhan prodak kami” Jawab Yanto dengan suara mirip Satpol PP neriakin bencong
“Mba Yosi mana?” Tanya gue panik
“Oh dia sedang sibuk”
“Minimal Yanti deh, masa Yanto? Yanti ada nggak” Tanya gue yang mulai mual ngebayangin harus ngerayu rayu dan ngegombalin Yanto si Satpol PP
“Sebenernya apa keluhan anda?” Buru Yanto yang mulai curiga sama gelagat gue
“Eh, maaf ya.. ada UFO lewat depan rumah gue tuh” Jawab gue dengan cepat lalu menutup telepon.

Hmmm mmm... Apes banget kan kalo gue lagi ada pulsa.? *Iya gratisan*. Nah anehnya lagi kalo gue pas nggak punya pulsa a.k.a gratisan nelpon ataupun gratisan SMS, pasti ada aja temen gue yang ngajakin ngobrol seru terutama Rojak.

Suatu pagi tatkala senja tipis menyinari dunia “Cuih banget bahasanya”. Gue lagi ngopi deket kakus tiba tiba hape gue bunyi. “kenapa ke Kakus bawa bawa hape?” Oke, itu pertanyaan bagus. Beda sama Rojak yang bawa bawa hape ke kamar mandi buat dicabulin, gue bawa bawa hape ke Kakus buat gue eek-in. “Kenapa?” karena gue sebel punya hape kok ngga ada pulsanya. Apa gue mesti jual hape gue dulu buat beli pulsa?.

“Bro, lagi dimana?” Sms dari Rojak yang harus gue cuekin karena percuma kalo gue bales. Gue nggak punya pulsa. Dua menit kemudian..
“Heh, Lo mati ya. Kok nggak bales?” Rojak SMS gue lagi. Kali ini gue masih cuek
“Helooo.. bakal nyesel lo kalo ngga ke sini” Rojak SMS gue lagi tapi kali ini gue jadi penasaran pengen banget bales sms dia dan nanya ‘ADA APAH.?’. Tapi gue cuma tertunduk lesu. Semenit kemudian...
“Bro, ada gembel cantik banget nih..” Rojak sms gue yang bikin gue marah dan gue mendadak pengen berubah jadi Hanoman. Gue pengen terbang dan langsung menghantam perut Rojak pake Gada Hanoman sekenceng kencengnya. Gue ngga abis pikir kenapa Rojak tega teganya pamer gembel ke gue? Apa hebatnya coba? Mau cantik kek mau jelek kek, Tapi itu gembel. Masa gue mau ngegombalin gembel? Emangnya gue cowok apakah? Gembel itu bukan buat digombalin tapi mereka itu harus kita kasihin nggak perduli cantik atau jelek. Yang bikin gue ngerasa super aneh itu kenapa Rojak bisa tau tuh gembel Cantik. Hmmmm mmm ... mungkin selera Homo memang begitu.
“Bro, Gembelnya kita mandiin yuk.” Rojak sms lagi. Gue marah merasa harga diri gue ternodai, gue langsung nyebur ke Kakus sambil teriak  “Tidak mama.. aku udah kotor mamah..”  Dengan penuh emosi gue bales SMS Rojak yang mesum itu.
“Goblok, gue ngga sebiadab itu.! Gue masih suci. Gue masih punya rasa Prikegembelan. Sono lo mandiin aja sendiri. Inget ya ntar kalo mandinya udah bersih, lo potoin tuh gembel dan gambarnya lo kirim ke gue. Tapi gue ogah mandiin gembel kalo mandiin Yosi sih gue mau.”
Langsung gue kirim tuh SMS biar Rojak nyadar bahwa perbuatannya itu mesum dan nggak baik. Tapi lagi lagi gue ngerasa bener bener hape gue harus gue eek-in karena SMS panjang yang gue tulis itu sama sekali ngga ke kirim ke Rojak. Nggak ada pulsanya. DAMN.!!

Friday, January 18, 2013

Jenuh




Nggak tau gue ahir ahir ini cuma bisa berencana padahal semua bahan udah ada di depan mata.
Ini yang namanya menunda action. ini sesuatu yang bakal jadi momok dan bakal jadi momen penyesalan gue kelak *Amit amit*.. :a:

Apa lagi yang bisa gue arepin kalo kaya gini terus kecuali pertolongan.? Tapi pertolongan dari mana dan pertolongan jenis apa? #Gue aja kagak tau apalagi lo.?
Oke oke, oke.... #merem
Gue simpulin, keadaan kaya gini cuma pantes disebut "Jenuh". dan harus dicari jalan keluarnya.
Biasanya orang orang hebat kalo lagi ngalamin masa jenuh, mereka bakal piknik ke luar negeri, nah gue orang yang ngga hebat sama sekali kalo lagi jenuh palingan juga keluar mani   rumah ngerokok sambil pecicilan kali aja ada burung berakin pantat cewek dan gue bisa bantuin lap lapin. kalo dipikir pikir ngga mungkin juga ya burung bisa berak dan tai-nya jatoh pas di pantat cewek, pasti yang kena kepalanya bukan pantatnya. Lain kasusnya kalo cewek itu jalanya sambil goyang itik. Ada nggak ya cewek yang jalannya sambil goyang itik.? Au ah... malah mikirin itik.!

Sekarang ini ke mana mana lagi susah, Cuacanya lagi nggak bersahabat banget sama kesenengan gue. Mau iseng iseng bikin film pendek juga bakal kacau kalo cuacanya kaya gini. mau nulis banyak banyak juga ngga betah, dingin banget. paling enak kalo cuaca kaya gini tuh tidur dan kalo udah tidur tangan gue bakal menyatu sama selangkangan, susah banget dilepasin. Dan kalo udah kaya gini mau ngapain aja males... makan aja males, nulis apa lagi? bikin pelm aduuuuhh..... mending milih mandiin miyabi kali.

Nah kelemahan gue, kalo ada ide dan nggak langsung dikerjain tuh bakal kelupaan. Dan gue tau itu, tapi gue tetep nunda nunda kerjaan gue. Itu yang jadi masalahnya. Gue tau kok lo semua nggak perduli sama masalah gue itu, tapi lo harus tau ya, jangan pernah nunda nunda pekerjaan lo lagi. Bukan gue sok tau atau sok bijak tapi gue cuma pengen kalian bisa jadi inspirasi buat orang orang di sekeliling kalian. Jangan kaya gue yang cuma bisa jadi objek buruk nasehat ibu ibu ke anaknya.

Udahan dulu ya.. dingin nih mau ngurus Selangkangan E-KTP dulu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...